Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Dugaan


Seorang teman yang ceria, banyak tertawa dan banyak bergurau, seringkali mendapatkan gurauan dari teman lain yang terkadang tanpa sadar telah menyinggung perasaan. Perkataan – perkataan menyakitkan hati, karena dianggap gurauan, seringkali terlontar. Banyak yang lupa ketika bergurau. Dan banyak yang tidak menyadari dampak dari perkataan yang menyakitkan hati.
Ketika perkataan yang benar – benar menyakitkan hati dirasa oleh teman itu, selain menyakitkan hati, ternyata perkataan itu berhubungan sekali dengan harga dirinya sebagai laki – laki dan bersifat privasi, teman saya itu membalas dengan perkataan yang membuat orang yang mendengarnya terdiam seribu bahasa bahkan sampai timbul rasa segan ketika bertemu lagi dengannya.
Inilah yang dikatakannya: “Mendengar perkataanmu aku jadi yakin dengan artikel yang kubaca di Koran KOMPAS. Dalam artikel itu penulis menukil perkataan seorang ilmuwan Belanda yang mengatakan berdasarkan penelitiannya: “Orang Asia pada umumnya, telah cukup puas mengambil kesimpulan berdasarkan dugaan”. Bukankah yang kau katakan itu baru sebatas dugaan? Mungkin maksudmu bercanda. Tapi jika engkau tidak banyak tahu, engkau tak beda jauh dengan bodoh. Dan orang yang bodoh tidak pernah menyadari jika ia telah berbuat kebodohan.”
Bercandalah yang cerdas. Jangan sekali – kali menyinggung wilayah privasi seseorang sebagai bahan candaan.

read more

Satu Dunia Satu Bahasa


Kita, di dunia ini, terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda – beda. Perbedaan ini dikarenakan kita hidup dan berkembang biak di wilayah geografis yang berbeda pula. Perbedaan iklim dari suatu wilayah dengan wilayah yang lain berperan dalam menentukan bagaimana suatu kelompok masyarakat hidup dan bertahan hidup. Inilah yang pada gilirannya membuat suatu kelompok manusia mengembangkan suatu budaya yang jauh berbeda dengan budaya suatu kelompok manusia di belahan bumi yang lain.
Bahasa, selain seni, juga merupakan produk dari sebuah kebudayaan. Karena kita hidup diantara beribu suku bangsa, maka bahasa yang digunakan di dunia ini pun beraneka rupa. Ketika pergaulan antar manusia masih dirasa cukup dengan anggota suku bangsanya sendiri, maka penggunaan bahasa lokal pun dianggap telah cukup. Namun ketika dunia semakin berkembang, diperlukan pergaulan internasional yang cakupannya lebih luas, maka diperlukan bahasa yang bisa menjembatani komunikasi antar suku bangsa di dunia.
Ada upaya dari negara – negara yang lebih maju untuk mensosialisasikan berbagai isupenting yang kemungkinan besar belum dipahami oleh negara – negara dunia ketiga. Program keluarga berencana misalnya. Atau tentang perlunya pemberantasan buta huruf atau tentang bahanya pemanasan global. Diperlukan suatu komunikasi yang efektif sehingga isu – isu itu bisa diterima dan dilaksanakan di seluruh dunia. Dan komunikasi yang efektif hanya bisa terjadi jika setiap orang di dunia ini memiliki satu bahasa yang dipahami bersama. Inilah yang menyebabkan munculnya pendapat agar dunia ini menggunakan satu bahasa yang dipahami bersama.
Pendapat ini dirasa sangat brilian pada awalnya. Tapi banyak kelompok yang kemudian mengatakan bahwa penyatuan dunia dengan menggunakan satu bahasa sebagai alatnya merupakan suatu perbuatan bodoh. Mengapa? Karena dengan demikian kita akan kehilangan berjuta produk – produk budaya. Perbedaan bahasa yang digunakan di seluruh dunia ini merupakan kekayaan bersama yang harus dijaga oleh seluruh umat manusia. Bukan malah dimusnahkan dengan cara menggunakan satu bahasa.
Penulis merasa bahwa ide menggunakan satu bahasa untuk seluruh umat manusia merupakan ide yang tidak dapat diterima. Perbedaan yang ada merupakan faktor untuk saling mengenal. Komunikasi antar bangsa dapat dipenuhi dengan belajar bahasa yang digunakan secara dominan oleh semua suku bangsa.

read more

MESTAKUNG: CATATAN UNTUK UJIAN NASIONAL MENDATANG


Ujian Nasional sudah di ambang pintu. Beberapa saat lalu terbitlah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 yang menginformasikan kepada kita semua bahwa jadwal Ujian Nasional yang biasanya dilaksanakan pada bulan April, dimajukan menjadi pada bulan Maret. Rincinya, untuk SMA dan yang sederajat Ujian Nasional dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Maret 2010, sedang untuk SMP dan yang sederajat, Ujian Nasional akan dilaksanakan pada minggu keempat bulan Maret 2010.
Untuk beberapa kalangan, perubahan jadwal Ujian Nasional ini mengejutkan. Pasti banyak sekolah yang masih mengacu pada jadwal pelaksanaan Ujian Nasional yang lama yaitu bulan April. Perubahan mendadak ini tentu saja memaksa sekolah untuk merubah pola belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Yang lazim terjadi, siswa disiapkan agar bisa mencapai standar kelulusan Ujian Nasional dengan memberikan jam tambahan belajar mulai awal semester genap. Dengan dimajukannya jadwal, kemungkinan besar, tambahan jam belajar ini juga turut dimajukan pelaksanaannya.
Kita tidak perlu lagi memperdebatkan efektifitas Ujian Nasional dalam menggambarkan kualitas pendidikan Indonesia yang sesungguhnya. Karena kenyataannya, sampai saat ini Ujian Nasional masih juga dilaksanakan. Penulis rasa akan lebih baik jika kita berfokus pada usaha agar siswa kita dapat mencapai standar kelulusan Ujian Nasional. Alih – alih melakukan kecurangan dalam Ujian Nasional – sampai saat ini, media massa masih saja memberitakan kecurangan yang terjadi dalam Ujian Nasional yang dilakukan oleh peserta Ujian Nasional sendiri atau dilakukan oleh sekolah – nampaknya kita perlu menoleh pada MESTAKUNG.

APA ITU MESTAKUNG?
MESTAKUNG adalah istilah yang dikenalkan oleh Professor Yohanes Surya, Fisikawan Indonesia, berdasarkan pengalamannya selama memandu tim Olimpiade Fisika Indonesia sehingga menjadi Juara Dunia di tahun 2006.
MESTAKUNG merupakan kependekan dari seMESTA menduKUNG. Menurut Yohanes Surya, jika sebuah situasi kritis terjadi, “alam” akan bekerja bersama – sama untuk menghilangkan situasi kritis itu. Yohanes Surya tidak mengada – ada. Dia menyatakan pendapatnya itu berdasarkan fenomena – fenomena fisika yang ditemui dan dipelajarinya bertahun – tahun.
Salah satu fenomena Fisika yang dikemukakan oleh Yohanes Surya untuk menguatkan teori MESTAKUNG-nya adalah fenomena berikut ini:




Gambar di atas adalah gambar dari seseorang yang menjatuhkan pasir sedikit demi sedikit. Saat kita menjatuhkan pasir sedikit demi sedikit ke atas lantai misalnya, pasir – pasir yang kita jatuhkan itu akan bergulir dan berhenti di suatu titik atau ia akan mendorong pasir yang lebih dulu jatuh sehingga kemiringan “bukit” pasir itu tidak akan berubah. Fenomena ini seolah menunjukkan kepada kita bahwa tiap butir pasir memiliki peran sendiri – sendiri dalam sebuah “kelompok kerja” untuk menjaga agar “bukit” pasir itu terjaga kemiringannya!.
Fenomena menakjubkan ini dalam Fisika dikenal sebagai critical phenomena atau fenomena kritis. Dalam keadaan kritis, tiap individu (yang dalam fenomena di atas adalah butir pasir) berinteraksi dengan individu-individu lain. Lalu individu-individu ini secara bersama-sama mengatur dirinya sehingga lahirlah keadaan yang baru dan hilanglah kondisi kritis itu.
Yang lebih menakjubkan, ternyata fenomena seperti ini tidak hanya terjadi dalam fisika. Dalam biologi, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, fenomena kritis ini juga sering terjadi. Pernahkan anda menonton di televisi tentang sekelompok ikan laut yang berenang bersama – sama? Mereka berenang kesana kemari secara serempak seolah mereka telah terlatih untuk melakukannya. Atau pernahkah anda melihat penonton dari sebuah konser musik yang secara serempak bertepuk tangan? Apakah mereka berlatih untuk melakukannya secara bersama – sama? Tentu tidak. Lalu apa yang menyebabkan sekelompok ikan itu berenang dan penonton konser musik bertepuk tangan secara serempak? Jawabnya adalah karena MESTAKUNG.

KONDISI KRITIS
Berdasarkan teori MESTAKUNG yang diciptakan oleh Yohanes Surya di atas, sebenarnya, Ujian Nasional yang akan segera kita hadapi ini bukanlah momok yang menakutkan. Ujian Nasional bukanlah sesosok hantu, yang untuk menghindarinya kita harus berbuat curang. MESTAKUNG memberikan kabar baik kepada kita bahwa seMESTA akan menduKUNG sehingga kita akan terlepas dari kondisi kritis (Ujian Nasional) dalam keadaan yang sebaik – baiknya.
Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana agar MESTAKUNG terjadi pada kita. Menurut Yohanes Surya, agar MESTAKUNG terjadi pada kita, kita perlu melakukan tiga hal yang disebutnya sebagai KRILANGKUN.
KRILANGKUN adalah KRItis, LANGkah dan teKUN. Agar MESTAKUNG terjadi pada kita, kita harus menempatkan diri dalam kondisi kritis. Dengan jadwal Ujian Nasional yang dimajukan dan standar kelulusan yang telah ditetapkan, sebenarnya kita telah berada dalam kondisi yang kritis. Dengan kondisi yang sedemikian, mau tidak mau, guru harus menyiapkan siswa untuk mencapai standar kelulusan dengan sebaik – baiknya. Mau tidak mau, siswa harus menggenjot belajar mereka sehingga intensitasnya lebih sering. Dimajukannya jadwal Ujian Nasional, jika kita menginginkan MESTAKUNG terjadi, merupakan keuntungan bagi kita.

LANGKAH
Setelah kita menempatkan diri kita dalam kondisi kritis, hal kedua yang harus kita lakukan adalah kita harus melangkah. Harus disadari oleh para kepala sekolah, para guru dan siswa bahwa saat ini mereka berada dalam kondisi yang kritis. Mereka harus bersepakat bahwa untuk dapat lepas dari kondisi yang kritis itu diperlukan kerja keras. Guru bekerja keras untuk membimbing, dan siswa bekerja keras untuk belajar. Kesepakatan yang dibuat oleh kepala sekolah, guru dan siswa akan menguatkan mereka untuk tetap bertahan dalam upaya mencapai tujuan: lulus dengan nilai yang baik.

TEKUN
Ketiga, setelah kita melangkah agar dapat lepas dari kondisi kritis, kita harus tekun. Ada kisah nyata yang bisa menjadi contoh yang baik untuk menunjukkan pentingnya ketekunan. Masatoshi Koshiba, peraih nobel Fisika dari Jepang, mengatakan bahwa ketika SMA ia pernah dihina oleh gurunya sebagai siswa yang tidak akan mungkin dapat menguasai fisika. Hinaan ini menempatkan Koshiba pada kondisi kritis. Ia berusaha mati – matian untuk menunjukkan bahwa sebenarnya ia memiliki kemampuan dalam fisika. Dengan susah payah ia berhasil masuk Universitas Tokyo dan lulus dari departemen fisika meskipun dengan nilai terendah. Ia lalu melanjutkan ke Universitas Rochester di Amerika dengan surat rekomendasi dari dosennya yang berbunyi: “His results are not good, but he is not that stupid” (Nilai – nilainya memang tidak baik, tapi dia tidak sebegitu bodoh). Ketekunan kemudian menghantarkannya memperoleh gelar doktor dari Universitas Rochester dan memperoleh hadiah nobel beberapa tahun kemudian karena jasanya dalam membuktikan adanya neutrino. Kata “tekun” adalah kata yang lazim ditemui dalam biografi ilmuwan – ilmuwan besar dunia.

DARI KESULITAN MENJADI PELUANG
Sekali lagi, agar MESTAKUNG terjadi secara efektif, menempatkan dalam kondisi kritis, melangkah dan tekun, harus menjadi kesepakatan semua elemen sekolah. KRILANGKUN bukan hanya menjadi konsumsi kepala sekolah, guru atau siswa saja. Kesepakatan antara kepala sekolah, guru dan siswa untuk merangsang terjadinya MESTAKUNG akan membuat mereka bekerja seolah butir – butir pasir yang membentuk “bukit” pasir.
Untuk menutup tulisan ini, akan saya kutipkan kisah kemenangan Muhammad Ali sebagai contoh MESTAKUNG. Di tahun 1964, Muhammad Ali akan bertanding dengan Sonny Liston yang terkenal tangguh dan tak terkalahkan. Sebelum bertanding, Muhammad Ali mengunjungi semua tetangganya dan mengatakan bahwa dialah juara tinju sejati. Bukan Sonny Liston. Dengan melakukan ini, Ali menempatkan dirinya pada kondisi kritis. Karena dengan berbuat demikian ia harus berlatih keras untuk membuktikan perkataannya. Kalau ia kalah, tetangganya akan menjulukinya sebagai si mulut besar. Karena kerja kerasnya, dukungan dari banyak pihak mengalir yang menumbuhkan kepercayaan dirinya. Dan akhir cerita begitu mudah ditebak, Ali menang dari Sonny Liston di ronde ke 6.
Terakhir, kalau masih terdapat peluang untuk dapat mencapai standar kelulusan dengan cara yang baik mengapa harus melakukan kecurangan dalam Ujian Nasional? Kecurangan – kecurangan yang dilakukan dalam Ujian Nasional hanya akan mematikan KRILANGKUN dan mencegah terjadinya MESTAKUNG.

Tulisan ini banyak mengambil manfaat dari buku “MESTAKUNG” yang ditulis oleh Prof. Yohanes Surya, Phd.

read more

Animasi Bayang - Bayang


Di bawah ini adalah animasi saya sebelumnya yang saya modifikasi lagi dengan tambahan bayang - bayang dan background pohon:



Dengan menggunakan drop shadow dan looping, sekali lagi dengan mencoba berulang kali, akhirnya jadilah flash sederhana ini.

read more

Animasi Orang Berlari di Flash CS3


Dengan berkali - kali trial and error, akhirnya jadilah animasi orang berlari ini:



Untuk beberapa hari ke depan mungkin saya akan terlibat lebih jauh dalam pembuatan animasi flash ini. Mudah - mudahan semakin banyak yang bisa saya pelajari dan kuasai

read more

Sesama Orang Bodoh, Dilarang Menghina!!!


"Kamu itu bodoh, goblok, pekok, koplo, mendho, suwung, dhedhel, dhebil, idiot!!!!!!!!."

"Iya to?, kalau benar demikian, berarti anda harus berterima kasih kepada saya dong."

"He???????, mengapa saya harus berterima kasih kepada "sampah" seperti kamu????"

"Karena berkat orang bodoh, goblok, pekok, koplo, mendho, suwung, dhedhel, dhebil, idiot seperti saya lah anda akan dianggap orang sebagai orang yang pintar. Coba kalau tidak ada orang sebodoh, segoblok, sepekok, sekoplo, semendho, sesuwung, sedhedhel, sedhebil, seidiot saya, pasti anda tidak akan dianggap orang sebagai orang pintar. Apalagi kalau, celakanya, saya lebih pintar daripada anda, maka pasti saya akan mengatai anda sebagai sampah yang bodoh, goblok, pekok, koplo, mendho, suwung, dhedhel, dhebil, idiot. Betul nggak? Jadi bodoh - bodoh begini, saya juga ada gunanya lho."

read more

Belajar Flash Lagi

Jika anda berkenan, silahkan anda klik tombol Play dari Video Player di bawah ini;



Video ini saya buat dengan menggunakan Flash CS3. Video ini, meskipun sederhana, anda harus tahu bahwa saya membuatnya dalam waktu yang agak lama. Mengapa? Saya belajar Flash secara otodidak saja. Dari buku – buku dan dari internet.
Saya tertarik dengan animasi. Saya rasa Flash bisa memenuhi keinginan saya untuk membuat animasi. Dan meskipun Flash bukanlah sebuah program yang mudah, perlu ketelatenan dan kesabaran untuk dapat menguasainya, saya coba saja. Dan nyatanya memang saya tergagap dalam menggunakannya.
Selama ini saya menempelkan file .swf ke dalam postingan saya di blog ini dengan menyimpannya di situs penyedia penyimpanan file gratisan. Tapi sering saya kecewa karena tiba – tiba saja file .swf saya tidak bisa tampil di halaman blog saya. Padahal sebelumnya file itu bisa ditampilkan.
Blogger.com, entah mengapa, belum bisa menerima video dalam format .swf. Padahal video dalam format ini lebih ringan. Mungkin ke depan blogger sudah dapat menerima file .swf.
Karena itulah saya menyimpan file Flash ini bukan hanya dalam bentuk .swf tetapi juga kedalam bentuk .mov yang dengan demikian saya bisa menempelkannya di postingan tanpa menggunakan jasa penyedia layanan penyimpanan file gratis, sebab blogger.com bisa menyimpan video dalam format .mov.
Saya berharap kemampuan saya dalam membuat animasi dari hari ke hari semakin baik. Saya akan menuliskan perkembangannya di blog ini.

read more

Kembali Ke Cara Primitif


Ross Bollinger adalah seorang artis yang hebat. Pemilik situs Pencil Mation ini menciptakan video flash setiap dua minggu sekali dan video yang dibuatnya bagus – bagus. Tapi bukan itu yang membuatnya berbeda. Artis yang sedemikian ini bukannya satu – satunya. Tapi jika sang artis memilih hutan sebagai tempat kerjanya, ini benar – benar eksentrik.



Di halaman depan situsnya, Bollinger mengutip perkataan Henry David Thoreau (1817 – 1862), Walden or Life in the Woods: "I went to the woods because I wished to live deliberately, to front only the essential facts of life, and see if I could not learn what it had to teach, and not, when I came to die, to discover that I had not lived."
Dalam sunyi, mampu membuat karya yang mendunia. Gerah juga melihat para punggawa yang naik kereta kencana yang konon kabarnya seharga tiga buah gedung sekolah. Gerah juga mendengar orang yang “engkel – engkelan” embel – embel kesatriaan.
Apa gunanya embel – embel itu? Tidak sadarkah bahwa keikhlasan akan memuliakan dan membuat tenar seorang manusia?

read more

Waspadai Getok Tular


“It was total word of mouth”
Joel Fitzgerald, dalam buku Tipping Point, mengatakan itu untuk menunjukkan apa yang membuat sepatu Hush Puppies kembali populer. “Promosi getok tular yang benar – benar ampuh” katanya.
Di kota saya ada sebuah tempat fotokopi yang para pekerjanya anak – anak muda yang cantik – cantik. Awalnya banyak yang memfotokopi ke tempat itu karena mesin fotokopi yang digunakan terkenal baik. Hasil fotokopiannya bersih dan jelas.
Namun, entah mengapa, para pekerja fotokopi yang cantik – cantik itu mulai “belagu”. Entah karena merasa dibutuhkan atau merasa cantik, anak – anak itu mulai melayani pelanggan dengan tidak baik. Tidak pernah tersenyum dan terkadang membiarkan pelanggan begitu saja.
Tersebarlah omongan – omongan negative tentang tempat fotokopian itu. Ada yang tidak memilih tempat fotokopian itu sejak mendengar berita buruk tentangnya. Ada yang masih saja ke sana karena alasan hasil fotokopi yang jelas tetapi menjadi antipati karena menerima perlakuan yang benar – benar buruk.
Di tempat lain, meskipun hasil fotokopiannya tidak sebaik tempat fotokopi dengan pelayannya yang cantik – cantik, ada tempat fotokopian yang pelayannya “nguwongke” (menghargai) pelanggan. Tak jarang fotokopian itu memberikan diskon. Beredarlah berita baik itu dari mulut ke mulut. Dan, pelanggan tempat fotokopian dengan para pelayan yang tidak tahu caranya melayani dengan baik itu berbondong – bondong memfotokopi ke sana.
Seiring dengan bertambahnya tempat fotokopian di kota saya, bisa jadi fotokopian yang memiliki pelayan – pelayan cantik tapi bodoh itu gulung tikar.

read more

Terpengaruh dan Berpengaruh


Beberapa remaja memakai sepatu Hush Puppies ke klab karena ingin tampil beda. Sepatu lama yang sudah tidak lagi diminati oleh orang - orang itu sengaja mereka pakai agar mereka dapat tampil tidak sebagaimana orang lain tampil.
Produsen sepatu Hush Puppies sudah berencana untuk menghentikan produksi sepatu Hush Puppies itu karena tingkat penjualan yang semakin menurun. Tapi sesuatu yang aneh terjadi ketika beberapa remaja yang disebutkan di awal tulisan memakainya untuk tampil beda.
Tanpa dinyana, remaja – remaja lain mengikuti teman – teman mereka menggunakan Hush Puppies. Lalu menyebarlah trend bersepatu Hush Puppies. Yang membuat produsen mengurungkan niat untuk menghentikan produksi Hush Puppies itu.
Begitulah fakta yang ditulis oleh Malcolm Gladwell di bukunya, Tipping Point. Pelajaran yang bisa kita ambil: manusia cenderung terpengaruh daripada mempengaruhi. Harus ada upaya yang kuat untuk bisa mempengaruhi orang lain. Namun, karena sifat manusia yang lebih cenderung terpengaruh, terkadang tanpa usaha yang kuat pun, melainkan karena dipakai atau dianut secara massif, perubahan akan terjadi.

read more