Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Dalam Sepinya


Kenalan saya, orangnya konyol benar. Terkesan urakan bahkan. Bicaranya tak pernah serius. Guyon terus. Pakaian yang dikenakannya sekenanya saja. Potongan rambut bahkan aksesoris yang ia pakai mengensankan bahwa ia orang yang “nakal” dan tak punya prinsip sama sekali.
Senang tidur dan teledor.
Tapi stop, itu adalah kesan kita jika melihat dia pertama kali, ataupun jika kita mengenalnya tapi tidak pernah ke rumahnya sama sekali.
Begitu kita mengenal lebih dalam orang ini, benar – benar kita akan tersentak. Dalam sepinya, ia bukan orang yang seperti itu.
Ketika saya bermalam di rumahnya kali itu. Ia bukan orang yang saya kenal di luaran. Rumahnya memiliki 3 kamar tidur yang salah satunya khusus untuk “tidur” buku – buku tebal dan Koran – Koran yang selalu dijamahnya setelah subuh. Kira – kira ada dua ribuan buku di kamar itu. Berjejalan rapi di rak.
Ia selalu bangun satu jam sebelum subuh untuk shalat tahajud. Salah satu hal yang tak pernah ia tinggalkan. Shalat subuh. Membaca. Bekerja. Membaca lagi. Tidur siang. Mengajari anak – anaknya dan mendampingi mereka. Membaca lagi. Lalu tidur. Itu jadwal hariannya yang ketat. Entah ada tamu atau tidak. Jadwal itu dilaluinya tanpa mengabaikan orang yang bertandang atau undangan yang diterimanya.
Ia memiliki televisi tapi sepertinya barang itu merana karena tidak begitu diperhatikan pemiliknya.
Semua barang yang berada di rumahnya tertata rapi tanpa debu. Ia dan istrinya sendiri yang merapikannya.
Oh ya, istrinya, adalah seorang wanita yang sangat sederhana. Tangannya kasar dan kuat karena memang tidak diperlakukan dengan manja. Wanita ini yang mengurusi rumah. Berdua dengan si suami yang tampak “slebor” itu.
Ternyata, dalam sepinya, pria “rock and roll” itu seorang yang sangat perfeksionis dan serius.
Apakah ini salah satu kelainan atau ciri orang yang berkepribadian ganda? Saya tidak tahu.
Tapi apa yang dilakukannya di luar membuatnya memiliki banyak teman, dan apa yang dilakukannya di dalam rumah membuat hidupnya lebih tertata dan bahagia. Saya beruntung bisa kenal orang langka seperti ini.

read more

Modal


Modal Ibuka ada dalam kocek dan kepalanya (Ada sedikit uang kontan masuk sebagai hasil penjualan Volmeter yang dibuat perusahaannya yang dulu).
Masaru Ibuka itu adalah seorang insinyur listrik yang juga salah satu pendiri SONY Corp. Di fotonya, Ibuka itu orangnya kurus, berkacamata dan kelihatan kalau ia orang yang cerdas.
Tapi saya bukan mau ngomong masalah foto. Saya suka dengan kalimat pembuka di atas; Modal Ibuka ada dalam kocek dan kepalanya. Ibuka yang bermodal sedikit uang namun dengan isi kepala yang hebat, mampu membuat sebuah perusahaan elektronik yang cukup disegani di dunia. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa perusahaan Ibuka itu didirikan tepat setelah perang usai.
Sekarang mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Apa modal saya ya? Apa modal anda? Apa modal kita?
“Wah gaji saya gede!”. Tapi pengeluarannya jauh lebih gede.
“Eh, saya kan tampan ya.”
“Saya termasuk cantik lho!”.
Lalu ketampanan dan kecantikan itu digunakan untuk “ngrusak”.
“Lho, jangan salah mas, saya lulusan Universitas top.”
Terus? Masih terus belajar tidak?
“Lho, tentu no!”
Belajar apa? Terus ada gunanya bagi orang lain tidak. Jangan – jangan njenengan belajarnya hanya agar bertambah gajinya. Terus gaji itu nanti akan mengalir ke orang seperti Masaru Ibuka itu.
“Ya, kalau itu bukan urusan sampeyan.”
Yo betul, bukan urusan saya. Saya juga tidak mau repot ngurusi yang macam gitu kok.
Tapi, saudara – saudara, Charles Darwin tidak pernah bilang bahwa ekor nantinya akan berevolusi menjadi kepala dan begitu sebaliknya. Tidak ada dalil yang seperti itu.

Orang yang Cuma “Ngikut” tidak akan mungkin jadi “Frontman”!!

read more

Cara Mudah Dapat Dollar dengan Baca Artikel di Readbud.com

Readbud ini akan memberi dollar bagi member yang tergabung dan membaca artikel yang diberikan serta memberikan Rates setiap artikel yang diberikan. Setiap hari ada hingga 21 artikel yang diberikan dan bernilai antara $ 0,01 sampai dengan $ 0,07 per artikel. Total payout adalah $ 50 dibayar via PayPal. Jika dibandingkan dengan program Pay To Click lainnya, dilihat dari upah perkliknya Readbud tentunya lebih menggoda. Kelebihan lainnya kita tidak harus menunggu 30 detik dst dari satu klik ke klik lainnya. Dan lagi, kita tidak harus membaca artikel tersebut dengan tuntas yang penting melihatnya dan memberikan rates.

Berikut adalah petunjuk atau cara mendapatkan bayaran di Readbud :

1. Daftar klik disini (pasti dong), Isi biodata dan nanti akan ada kiriman ke email Anda dan klik untuk verifikasi
2. Lalu login
3. Pilih ‘Interest’ untuk memilih topik artikel yang akan diberikan, jumlahnya harus 50 topik, tinggal klik sesuai petunjuk disana.
4. Lalu masuk ke halaman/page ‘Article’ dan nanti ada petunjuk untuk mengklik “Open Artikel” beserta besar upahnya.
5. Setelah dilik anda akan terhubung ke halaman baru berisi artikel
6. Beri rates dibagian bawah artikel yang diklik (tanda bintang) di bagian bawah artikel
7. Tutup halaman tersebut dan kembali ke halaman atau tab utama.
8. Pilih atau klik Open article lagi dst hingga jatah harian anda habis (kalau saya dapat bagian 21 artikel perhari)

Saya baru bergabung hari ini dan udah dapat 1,20 USD kurang dari 5 menit hasil mengklik 21 artikel. Ya logikanya jika rajin membuka artikel setiap hari dan mengklik jatah 15 artikel, tinggal dikalikan aja 1,20 X 30 = hitung sendiri.. :p – Program ini sepertinya memang baru, jadi tidak ada salahnya untuk Anda bergabung. Silahkan klik disini





read more

Background berdirinya Jamaah Tabligh

Berdirinya Jamaah Tabligh berawal dari kekecewaan Maulana Ilyas pada fenomena yang terjadi pada orang-orang Meo di Mewat . Maulana Ilyas melihat orang Meo hanya menjadi muslim sebagai identitas belaka atau di Indonesia disebut dengan istilah "Islam KTP". Mereka buta sama sekali dengan ajaran Islam yang benar dan ritual-ritual Islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. Mereka tidak berpuasa, tidak sholat, bahkan untuk sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat saja pun mereka tidak bisa. Mereka memakai nama-nama yang biasa dipakai oleh orang Hindu, seperti Ram, Krishna, yang kebanyakan diambil dari nama-nama dewa Hindu. Mereka merayakan festival dan hari-hari besar agama Hindu. Kelahiran, pernikahan dan kematian selalu diikuti dengan ritual-ritual yang biasa dilakukan oleh umat Hindu. Bahkan dari mereka ada yang menaruh patung-patung dewa Hindu di rumah-rumah mereka untuk disembah. Maulana Ilyas melihat bahwa hal ini bukan disebabkan oleh kecintaan mereka pada ajaran Hindu atau kebencian mereka terhadap ajaran Islam, melainkan karena ketidaktahuan mereka tentang ajaran Islam yang benar.

Keadaan ini apabila dibiarkan akan berbahaya bagi perkembangan agama Islam di Mewat. Keadaan ini akan membuka kemungkinan bagi orang-orang Meo untuk – perlahan tapi pasti – kembali memeluk agama asal mereka, yaitu Hindu. Banyak kasus yang ditemukan bahwa orang Meo kembali memeluk Hindu ketika kekuatan politik Islam melemah di daerah tersebut. Selain disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang ajaran Islam itu sendiri, mereka kembali memeluk agama Hindu karena adanya usaha dari kelompok Hindu yang melancarkan gerakan proselityze Hindu yang agresif, seperti gerakan Shuddhi dan Sangathan yang melancarkan usaha masive pada awal abad 20 untuk mengembalikan orang Hindu yang sudah masuk Islam ke agama asalnya, Hindu . Maulana Ilyas sadar bahwa hal ini terjadi karena karena kurangnya pendidikan tentang ajaran Islam di masyarakat. Beliau percaya bahwa hanya gerakan Islam grassroot lah yang bisa mengantisipasi keadaan yang sudah terlanjur parah ini.

Usaha awal yang dilakukan Maulana Ilyas untuk menyediakan pendidikan bagi masyarakat Mewat adalah mendirikan sekolah agama berbasis jaringan mesjid. Targetnya adalah untuk mendidik umat muslim di Mewat tentang akidah Islam dan praktek ritual yang benar menurut agama Islam. Setelah berjalan beberapa waktu beliau menyaksikan bahwa institusi pendidikan seperti itu hanya menghasilkan orang yang mengerti agama saja, bukan pendakwah. Maka akhirnya beliau memutuskan untuk mencurahkan seluruh perhatiannya secara total untuk membuat sebuah gerakan dakwah. Beliau berhenti mengajar di Madrasah Mazahirul Ulum di Saharanpur dan pindah ke Nizamuddin untuk memulai kegiatan misionarisnya. Pesannya singkat, "Ai Musalmano, musalman bano!" "Wahai orang-orang Islam, jadilah muslim (yang sebenarnya)!".

Usaha dakwah yang dimulai oleh Maulana Ilyas di Mewat ini menggunakan cara yang cukup sederhana, yaitu dengan mengorganisir sebuah kelompok kecil yang terdiri dari sedikitnya 10 orang, lalu mengirim mereka ke kampung-kampung. Kelompok (jamaah) ini akan mengunjungi masyarakat secara langsung untuk bersilaturrahmi sekaligus mengajak orang-orang di kampung tersebut untuk melakukan sholat berjamaah di mesjid lalu mendengarkan bayan . Bayan yang disampaikan pada intinya adalah sama, yaitu mengenai kepentingan Iman dan amal shaleh.


read more

Kewajiban berdakwah

Dari ketiga agama tauhid (monotheism), hanya agama Yahudi yang bukan agama misi. Islam, seperti juga Nasrani adalah agama dakwah yang mewajibkan para pemeluknya untuk mengemban misi dakwah, yaitu mengajak orang lain kepada kebenaran. Kebenaran menurut Islam adalah pesan-pesan yang disampaikan tuhan melalui nabi Muhammad s.a.w. yang berupa Al-Quran dan Al-Hadits. Itulah kebenaran yang hakiki, selain itu adalah kebenaran nisbi. Dengan kata lain kebenaran hakiki adalah kebenaran wahyu sedangkan kebenaran menurut pemikiran akal saja adalah kebenaran nisbi. Jadi, misi dakwah seorang muslim adalah mengajak orang lain untuk mengamalkan Quran dan hadits. Mengamalkan Quran dan hadits berarti melakukan perintah Tuhan dan meninggalkan laranganNya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Ibn Taimiyah tentang dakwah, bahwa tidak sempurna dakwah ke jalan Allah kecuali dengan menyuruh orang melakukan apa yang dicintai Allah dan meninggalkan apa yang dibenciNya, baik itu perkataan atau perbuatan.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa agama Islam adalah agama misi atau agama dakwah memang tidak bisa disangkal lagi dilihat dari teks suci yang mewajibkan pemeluk Islam untuk melakukan aktivitas dakwah. Berikut peneliti kutip sebagian dari ayat-ayat yang mengandung perintah untuk berdakwah.

1. Q.S. An-Nahl 125
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

2. Q.S. Ali Imran 104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

3. Al-Haj 67
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

4. Al-Qashash 87
وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آَيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنْزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

5. Al-Maidah 67
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

6. Ali Imran 110
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Ayat-ayat yang mengandung perintah dakwah di atas kita dapati bahwa perintah tersebut ada yang ditujukan pada rasul saja, seperti surat An-Nahl ayat 125, Al-Maidah ayat 67 dan surat Al-Qashash ayat 87, namun tidak sedikit yang ditujukan pada kaum muslimin secara umum. Bahkan Muhammad Ahmad Rasyid mengatakan bahwa ayat perintah dakwah yang ditujukan pada Rasul pun meliputi perintah kepada kaum muslimin seluruhnya, karena pada dasarnya semua friman Allah untuk Rasul mencakup umatnya, kecuali apa-apa yang memang ditentukan khusus bagi Rasul. Ungkapan senada juga ditulis oleh Said bin Ali Al-Qahthani dalam Dakwah Islam Dakwah Bijak, "Ayat-ayat yang memerintahkan Nabi agar berdakwah, maksudnya bukan saja ditujukan pada Nabi, melainkan juga umat Islam" . Sayyid Thanthawi dalam kitab tafsirnya memberikan pernyataan serupa,
والخطاب فى قوله - تعالى - { ادع إلى سَبِيلِ رَبِّكَ بالحكمة } للرسول صلى الله عليه وسلم ويدخل فيه كل مسلم يصلح للدعوة إلى الله - عز وجل

Kalaupun ada yang bersikeras untuk mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut adalah perintah khusus bagi Rasul, itu pun tidak menggugurkan kewajiban dakwah bagi umat Islam karena adanya ayat-ayat lain yang perintahnya ditujukan kepada umat Islam.

Adapun al-Qurthubi dalam menafsir surat Ali Imran ayat 104 mengatakan bahwa perintah untuk berdakwah adalah fardhu kifayah . Dakwah menjadi wajib hanya bagi orang yang berpengetahuan. Sementara Ar-Razi dalam kitab tafsirnya mengakui adanya dua pendapat dalam menafsirkan kata منكم. Pendapat yang pertama mengatakan bahwa منكم di sini maksudnya bukan sebagian tapi hanya sebagai penjelasan. Jadi perintah dakwah itu berlaku untuk umum karena keumuman perintah amar ma'ruf dan nahi munkar pada surat Ali Imran 110.
المسألة الأولى : في قوله { مّنكُمْ } قولان أحدهما : أن { مِنْ } ههنا ليست للتبعيض لدليلين الأول : أن الله تعالى أوجب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر على كل الأمة في قوله { كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بالمعروف وَتَنْهَوْنَ عَنِ المنكر } [ آل عمران : 110 ] والثاني : هو أنه لا مكلف إلا ويجب عليه الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ، إما بيده ، أو بلسانه ، أو بقلبه

Pendapat kedua mengatakan bahwa من di sini maksudnya adalah sebagian. Pendapat ke-dua ini pun terbagi lagi, karena mempunyai alasan yang berbeda. Pertama karena ada sebagian orang yang tidak mampu untuk melaksanakan dakwah, seperti wanita, orang sakit atau pun cacat. Yang kedua, sebagian di sini maksudnya adalah para ulama saja, bukan seluruh umat Islam. Karena untuk menyampaikan hal yang baik harus mempunyai pengetahuan tentang yang baik itu.
والقول الثاني : أن { مِنْ } ههنا للتبعيض ، والقائلون بهذا القول اختلفوا أيضاً على قولين أحدهما : أن فائدة كلمة { مِنْ } هي أن في القوم من لا يقدر على الدعوة ولا على الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر مثل النساء والمرضى والعاجزين والثاني : أن هذا التكليف مختص بالعلماء……………………. ومعلوم أن الدعوة إلى الخير مشروطة بالعلم بالخير وبالمعروف وبالمنكر

Mohammad Natsir dalam Fiqhud Da'wah justru menentang pendapat yang mengatakan perintah dakwah hanya pada ulama. Dakwah adalah kewajiban sebagai pembawaan fitrah manusia selaku makhluk sosial, bukan monopoli golongan yang disebut ulama . Menurut hemat penulis, perintah dakwah memang umum untuk seluruh umat Islam sebatas apa yang dia ketahui, apa bila hanya tahu satu ayat maka sampaikan lah satu ayat.
بلغوا عني ولو اية !
Ma'ruf dan munkar tentunya bisa dinalar dengan akal tanpa harus mempelajarinya secara mendetail, seperti menyuruh kepada kejujuran dan melarang dari berdusta. Kita tidak memerlukan ilmu yang mendalam tentang apa itu jujur dan dusta.
Selain ayat-ayat Quraniyah ada juga hadits Nabi yang bisa dijadikan dasar perintah dakwah atau tabligh. Setelah Nabi Muhammad menyampaikan pesan-pesannya pada haji Wada', beliau mengatakan
الا هل بلغت؟ (Wahai, apakah sudah kusampaikan?), di akhir khutbahnya beliau bersabda:
فليبلغ الشاهد منكم الغائب فلعل من يبلغه يكون اوعي له من بعض من سمعه
Maksudnya : "Maka hendaklah yang telah menyaksikan di antara kalian menyampaikan kepada yang tidak hadir. Semoga barangsiapa yang menyampaikan akan lebih dalam memperhatikannya daripada sebagian yang mendengarkannya.
Dari hadis tersebut maka kita bisa ambil kesimpulan bahwa salah satu manfaat yang didapat ketika menyampaikan dakwah adalah pembekasan yang lebih mendalam dari pada hanya mengetahui namun tidak menyampaikan.

read more

Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah bagi kalangan awam disalahartikan dengan pengertian yang sempit terbatas pada ceramah, khutbah atau pengajian saja. Pengertian dakwah bisa kita lihat dari segi bahasa dan istilah. Berikut akan kita bahas pengertian dakwah secara etimologis dan pengertian dakwah secara terminologis.

a. Etimologis
Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak. Ism fa’ilnya (red. pelaku) adalah da’I yang berarti pendakwah. Di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam disebutkan makna da’I sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau mazhabnya . Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz (2009:6), kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Dalam Al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali dengan makna yang berbeda-beda setidaknya ada 10 macam yaitu:
1. Mengajak dan menyeru,
2. Berdo’a,
3. Mendakwa (red. Menuduh),
4. Mengadu,
5. Memanggil,
6. Meminta,
7. Mengundang,
8. Malaikat Israfil,
9. Gelar,
10. Anak angkat.

Dari makna yang berbeda tersebut sebenarnya semuanya tidak terlepas dari unsur aktifitas memanggil. Mengajak adalah memanggil seseorang untuk mengikuti kita, berdoa adalah memanggil Tuhan agar mendengarkan dan mengabulkan permohonan kita, mendakwa/menuduh adalah memanggil orang dengan anggapan tidak baik, mengadu adalah memanggil untuk menyampaikan keluh kesah, meminta hampir sama dengan berdoa hanya saja objeknya lebih umum bukan hanya tuhan, mengundang adalah memanggil seseorang untuk menghadiri acara, malaikat Israfil adalah yang memanggil manusia untuk berkumpul di padang Masyhar dengan tiupan Sangkakala, gelar adalah panggilan atau sebutan bagi seseorang, anak angkat adalah orang yang dipanggil sebagai anak kita walaupun bukan dari keturunan kita. Kata memanggil pun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meliputi beberapa makna yang diberikan Al-Quran yaitu mengajak, meminta, menyeru, mengundang, menyebut dan menamakan. Maka bila digeneralkan makna dakwah adalah memanggil.

b. Terminologis
Definisi dakwah dari literature yang ditulis oleh pakar-pakar dakwah antara lain adalah:
Dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik (Aboebakar Atjeh, 1971:6)
Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (Syekh Muhammad Al-Khadir Husain).
Dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan agama Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata (M. Abul Fath al-Bayanuni).
Dakwah adalah suatu aktifitas yang mendorong manusia memeluk agama Islam melalui cara yang bijaksana, dengan materi ajaran Islam, agar mereka mendapatkan kesejahteraan kini (dunia) dan kebahagiaan nanti (akhirat) (A. Masykur Amin)
Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim mau pun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia di akhirat. Singkatnya, dakwah, seperti yang ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah mengajak kepada agama Allah, yaitu Islam.
Setelah kita ketahui makna dakwah secara etimologis dan terminologis maka kita akan dapatkan semua makna dakwah tersebut membawa misi persuasive bukan represif, karena sifatnya hanyalah panggilan dan seruan bukan paksaan. Hal ini bersesuaian dengan firman Allah (ayat la ikraha fiddin) bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Maka penyebaran Islam dengan pedang atau pun terror tidaklah bisa dikatakan sesusai dengan misi dakwah.

read more

Sekilas Jamaah Tabligh

Jama’ah Tabligh adalah salah satu gerakan misionaris Islam besar dunia kalau bukan satu-satunya yang terbesar saat ini. Organisasi yang unik ini berasal dari Asia Selatan dengan misi utamanya mengislamkan orang Muslim. Setidaknya itu lah niat awal Maulana Ilyas – mengajarkan praktek kehidupan yang benar sesuai dengan ajaran Islam – di Mewat, India, walaupun pada kenyataannya tidak dapat dinafikan bahwa ternyata dalam perjalanan sejarahnya misi dakwahnya juga menyentuh Non-Muslim dan mengIslamkannya. Adapun tujuan utama dakwah mereka sebenarnya adalah memberikan dampak pada hati lalu diaplikasikan dalam perbuatan .

Berpusat di India dan mempunyai tiga markas besar di anak benua India yang dikenal orang Indonesia dengan istilah PBI, kepanjangan dari Pakistan, Bangladesh dan India (Markas Nizamuddin di New Delhi, Raiwind di Pakistan dan Tungi di Bangladesh). Seluruh anggota Jamaah Tabligh berkeinginan suatu saat bisa mengunjungi ketiga tempat ini. Pada akhir abad 20, pertemuan rutin Jamaah Tabligh di Raiwind dapat menarik jutaan pengikut sehingga menjadi pertemuan umat muslim terbesar di dunia setelah Haji di Mekkah .

Jamaah Tabligh mempunyai hubungan yang ambigu dengan sufisme. Di satu sisi mereka menolak praktek dan kepercayaan tradisi tariqat sufi India dengan alasan bahwa praktek-praktek itu terkontaminasi dengan praktek agama Hindu, tapi di sisi lain mereka menggunakan cara-cara ritual sufi apabila menurut mereka cocok . Tak ubahnya tarikat sufi, Jamaah Tabligh, dalam struktur organisasinya, mencoba menciptakan hubungan ikatan mursyid-murid yang kuat hingga menjadikannya ikatan jaringan organisasi yang baik sekali yang sanggup “mengankangi” jarak geografis yang jauh. Jamaah Tabligh juga mengadopsi ciri khas lain dari tarikat sufi yaitu pemujian (terkadang ekstrim) terhadap Nabi Muhammad dan sirahnya. Dalam lingkungan Jamaah Tabligh, literature hadis dan sirah Nabi menjadi sangat penting .

Para pengikut Jamaah ini melancarkan dakwahnya dengan cara “door to door”, berkunjung dari rumah ke rumah – sesuai dengan poin ke 6 dalam ushul sittah mereka, yaitu “khuruj”- dan mengajak sasarannya untuk melaksanakan sholat fardhu ke mesjid sekaligus mendengarkan “bayan”. Ushul Sittah yang dimaksud adalah:
1. Merealisasikan kalimat Thayibah Laa Ilaaha Illallah Muhammadar Rasulullah
2. Shalat dengan khusyu’ dan khudu’(penuh ketundukan)
3. Ilmu dan zikir
4. Memuliakan kaum Muslimin
5. Memperbaiki niat dan mengikhlaskannya
6. Keluar (khuruj) di jalan Allah

Dengan ciri pakaian Karkun yang khas, dengan sopan, lembut dan terkesan sedikit memaksa, mereka mengajak sasarannya untuk ikut menjalankan dakwah mereka dan bergabung dengan jaringan yang tidak mempunyai dana organisasi ini. Dengan mengorbankan harta dan waktu, boleh pilih antara 3 hari, 7 hari atau 40 hari, para Karkun berjaulah ke lain kota bahkan lain negara untuk menyampaikan tablighnya dari rumah ke rumah. Dalam perjalanannya, Jamaah ini biasanya menginap di rumah Karkun setempat atau beri’tikaf di masjid sasaran dakwah mereka. Menurut Drs. Syafi’i, Ph.D., dalam seumur hidup mereka hanya boleh khuruj 4 bulan, sedangkan dalam setahun mereka hanya boleh khuruj selama 40 hari .

Kendati Maulana Ismail ketika memulai gerakannya berangkat dari hati yang ikhlas untuk memurnikan ajaran Islam dan mengajak umat Islam di Mewat dan sekitarnya untuk meninggalkan praktik keagamaan yang sudah bercampur dengan tradisi Hindu, tak pelak gerakan ini tetap menuai celaan dan tuduhan negatif baik dari kelompok Islam yang menyebut dirinya “ahlussunnah” dan “salafy” mau pun sebagian masyarakat umum. Celaan itu antara lain adalah bahwa Jamaah Tabligh tidak memberi nafkah keluarganya karena ditinggalkan untuk dakwah, bahkan lebih jauh lagi, dicap sebagai kelompok ahlul bid’ah dan khurafat . Suatu yang ironis bahwa organisasi-organisasi Islam lain yang mempunyai misi dakwah yang relative sama (mengajak pada ajaran yang sama, Tuhan yang sama) tapi mendapatkan “stempel” yang berbeda.

read more

Masyarakat Literer


Sebelum anda meneruskan membaca, ada baiknya anda tonton dulu video berikut:



Video ini adalah potongan film The Jane Austen Book Club. Wanita dalam adegan di video itu adalah seorang guru bahasa Prancis yang menikah tetapi tidak bahagia dengan pernikahannya. Karena itulah ia berselingkuh dengan salah seorang muridnya, pemuda yang di seberang jalan.
Sang guru adalah salah seorang anggota dari klub membaca yang mengkhususkan membaca karya – karya Jane Austen, penulis berkebangsaan Inggris. Ketika perselingkuhan mereka berubah menjadi lebih serius, di sinilah manfaat dari kebiasaan membaca muncul.
Ketika si guru akan menyeberang jalan untuk menemui selingkuhannya, berpikirlah sang guru akan untung rugi yang akan didapatkannya dari perselingkuhannya dengan sang murid. Digambarkan bahwa seolah lampu lalu lintas yang hanya bertuliskan “WALK” dan “DON’T WALK” itu berubah menjadi “WHAT WOULD JANE DO”. Kebiasaan membaca mempengaruhinya dalam mengambil keputusan.
Melihat film The Jane Austen Book Club saya teringat tulisan Jacob Sumardjo di harian KOMPAS. Beliau menulis:
Manusia literer mampu berpikir abstrak, melihat substansi peristiwa. Cakap dalam melihat hubungan – hubungan peristiwa dalam strukturnya yang tetap. Orang begini tidak mudah dihasut karena tidak melihat berdasar inderawi, tetapi akal budi. Mereka mampu mengambil jarak dengan segala sesuatu di luar dirinya. Segala sesuatu dilihat obyektif, apa adanya, bukan bagaimana tampaknya. Orang – orang ini kritis, berbuat setelah matang pemikirannya karena ia melihat perspektif aneka kemungkinannya.
Mari segera membaca.

read more

"Ahlan wa sahlan"



Teman saya; Aris Abrori menulis di Facebooknya:

eh, dhayohe teka..
he, beberna klasa..!

eh, klasane bedhah..
he, tambalen jadah..!

eh, jadahe mambu..
he, pakakna asu..!

eh, asune mati..
he, buwangen kali..!

eh, kaline banjir..
he, delehna pinggir..!



Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha.................................

read more

Ketakutan Kita


Pernah tidak anda mendengar kata – kata berikut ini:
“Aku sungguh tidak betah kerja di sana. Semua orang bersaing secara tidak sehat. Saling sikut saling jegal. Setiap orang yang kelihatan menonjol, pasti dicari – cari kesalahannya. Semua orang menunggu kesalahan yang mereka buat untuk dijadikan bahan menjatuhkan. Betul –betul menjemukan.”
Karena setiap orang yang menonjol pasti ditunggu – tunggu kesalahannya untuk dijatuhkan, sebab itulah banyak orang yang berdiam diri, tidak mau berusaha untuk mengeksplorasi kelebihan – kelebihannya. Semua orang menjadi pasif. Statis, tidak bergerak kemana – mana.
Semua orang sebenarnya memiliki potensi yang sama untuk berhasil. Yang membedakan di antara mereka hanyalah kegigihan dan ketekunan untuk mencapai keberhasilan. Orang yang tekun dan gigih, kita tidak sedang menafikan kecerdasan kognitif di sini, pasti akan berhasil. Cuma, sayangnya, tidak semua orang memiliki kesabaran untuk menjadi tekun. Ketidak sabaran inilah yang menyebabkan mereka menjadi culas. Iri dan dengki ketika orang lain lebih berhasil daripada dirinya. Padahal keberhasilan yang didapat itu merupakan hasil dari susah payah mereka sendiri.
Lalu, bagaimana sikap kita jika kita berada dalam kondisi yang sedemikian itu? Marianne Williamson menasehati kita dengan kata – kata indah. Kata - kata indah yang ditujukan bagi mereka yang hanya diam, tidak berbuat apa – apa karena takut akan berhadap – hadapan dengan rekan mereka sendiri yang culas. Berikut yang dikatakannya:
Ketakutan kita yang paling dalam bukanlah bahwa kita ini tidak mampu. Sebaliknya, ketakutan kita yang paling dalam adalah bahwa kita amat sangat berkuasa. Cahaya kita, dan bukan kegelapan kita lah yang menakutkan kita. Kita bertanya pada diri sendiri: Siapa aku ini, untuk menjadi begitu cerdas, tampan, berbakat, dan hebat? Lho, memangnya siapa kamu sehingga merasa tidak pantas untuk itu? Kamu adalah ciptaan Alloh. Perilakumu yang mengecil – kecilkan diri itu sama sekali tidak ada gunanya bagi dunia ini. Sama sekali tidak bijak bila kamu mengerutkan dirimu hanya agar orang lain tidak merasa kecil dan tak aman berada di sekitarmu. Kita semua ini dimaksudkan untuk bersinar cemerlang, sebagaimana anak – anak memang begitu. Kita dilahirkan untuk menyatakan kemuliaan Alloh yang berada di dalam diri kita; ya, bukan hanya ada di dalam diri beberapa orang di antara kita, tetapi dalam diri setiap orang di antara kita. Dan bila kita membiarkan cahaya kita bersinar cemerlang, secara tidak sadar kita mengizinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ketika kita terbebas dari ketakutan kita, kehadiran kita secara otomatis membebaskan orang lain.

Sudahlah, lakukan yang terbaik. Biarkan orang yang culas dengan keculasan mereka.

read more

Suatu Hari di Negeri Antah Berantah


Lama tidak posting sesuatupun di blog ini. Hingga kali ini, karena tergelitik dengan berita tentang peristiwa di negeri antah berantah yang kudengar dari seorang kawan lama tak jumpa.
Kawan saya, kata dia, mendapatkan berita itu dari televisinya. Saya terlalu malang untuk dapat menikmati televisi, Karena itulah aku sampai tertinggal berita tentang peristiwa di negeri antah berantah itu.
Begini kisahnya; alkisah, di negeri antah berantah, pada suatu ketika terjadi gempa bumi yang hebat bukan kepalang. Begitu hebatnya hingga rumah – rumah reot kaum tak berpunya pada rubuh rata dengan tanah.
Tak terkecuali rumah mbah Sukijo. Nah dari mbah Sukijo inilah berita biasa tentang gempa bumi, menjadi berita yang sangat spektakuler.
Mbah Sukijo yang sebatang kara, sedih bukan kepalang menyadari rumahnya yang tak lagi bisa ditempati. Rumah itu harta satu –satunya baginya. Tak ada lagi yang lainnya. Rumah reot tempat berteduh dari hujan dan panas itu tak ada lagi. Di tempat mana lagi ia mesti tinggal.
Beruntung, tetangganya yang baik hati bersedia memberikan tumpangan kepadanya. Bukan di rumahnya lho. Melainkan di kandang kerbau miliknya. Ya, daripada kehujanan kepanasan, tidur dengan kebo pun tak apalah, mungkin begitu pikir mbah Sukijo.
Tinggallah mbah Sukijo, Oh ya, mbah Sukijo yang sepuh itu menderita beberapa penyakit lho, dengan kebo dan gudel – gudelnya.
Penderitaan mbah Sukijo, dengan tanpa sengaja, ketahuan oleh seorang wartawan televisi yang serta merta membuat berita tentangnya dan menyiarkannya ke seluruh negeri. Dunia gempar. Seorang jompo berpenyakitan, tidur dengan kebo, mengapa tak ada yang peduli? Betapa memalukannya!!!
Para punggawa kerajaan yang dicerca public sedemikian rupa menjadi kalang kabut. Buru – buru mereka mengundang televisi dan wartawan ke kediaman mbah Sukijo di kandang kebo. Dengan wajah memelas tapi tetap tak melunturkan kekhasan seorang priyayi, para punggawa berkata: “Kami semua merasa prihatin dengan keadaan ini. Dan harus dicatat baik – baik oleh mas dan mbak wartawan bahwa kami peduli dengan penderitaan yang telah menimpa mbah Sukijo ini. Dengan ini kami beritahukan bahwa kami telah membangun sebuah rumah yang layak untuk dihuni oleh mbah Sukijo. Kami benar – benar ikhlas dengan hal ini dan kami berharap bahwa ini akan dapat menghilangkan penderitaan mbah Sukijo. Terima kasih.”
Selanjutnya, mereka menyalami mbah Sukijo. Bertanya ini itu. Wajah mereka tampak sedih. Namun tetap tak melunturkan kepriyayian mereka.

read more

Urgensi Pendidikan Life Skill


Sepanjang sejarah, orang – orang muda seusia anak didik kita merupakan bagian dari suatu masyarakat yang paling produktif. Namun sayangnya, keproduktifan yang dimiliki oleh rata – rata kaum muda itu tidak termanfaatkan secara optimal disebabkan kurangnya arahan dan motivasi. Maka, yang sering terjadi, alih – alih memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat luas, sebagian kaum muda itu malah menjadi beban bagi lingkungan di mana mereka tinggal. Sebutlah misalnya kenakalan remaja (yang ditandai dengan dilakukannya tawuran, pemakaian alkohol dan narkoba dan lain sebagainya).
Kondisinya semakin parah ketika kaum muda tadi lulus dari sekolah. Mereka terjebak pada masalah pengangguran disebabkan minimnya lapangan pekerjaan dan ketidak-mampuan untuk menciptakan pekerjaan. Bertambahlah deret pengangguran yang merupakan salah satu faktor peningkatan angka kriminal.
Pendidikan disebut – sebut sebagai salah satu penyebab terjadinya situasi ini. Pendidikan dituding telah gagal membantu peserta didik dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi mereka yang nantinya akan berguna bagi diri mereka sendiri dan masyarakat. Mengapa? Karena pendidikan yang berlangsung selama ini hanya mengedepankan kemampuan akademik. Padahal, pendidikan seharusnya dapat memberikan kemampuan yang dibutuhkan anak untuk hidup. Latar belakang inilah yang di kemudian hari mencetuskan perlunya pendidikan yang lebih berorientasi pada life skill (kecakapan hidup).
Pendidikan Life Skill dipandang sebagai solusi tepat bagi permasalahan yang muncul. Team Broad Base Education Depdiknas merumuskan bahwa tujuan pendidikan life skill adalah:

Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas.
Pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakatr, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Mengembangkan potensi manusiawi peserta didik menghadapi perannya dimasa mendatang
Membebankan pembelajaran yang fleksibel dan memanfaatkan potensi SDM yang ada di masyarakat dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
6. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup sebagai pribadi yang mandiri.

Untuk mencapai tujuan ini peserta didik perlu memiliki kecakapan dalam memimpin, berkomunikasi, berinteraksi dengan sesama dan kecakapan intelektual sekaligus. Selain itu, mereka juga harus memiliki kemauan keras untuk bertanggung jawab dan menghargai diri mereka sendiri. Kecakapan – kecakapan di atas merupakan modal dasar untuk menjalani hidup yang lebih berkualitas. Selebihnya adalah dimilikinya ketrampilan dan keahlian yang diperlukan oleh masyarakat.
Karena, sebagaimana ditulis di muka, pendidikan selama ini masih berorientasi pada kemampuan akademis, maka perlukah kurikulum pendidikan kita diubah? Tidak perlu. Yang perlu kita lakukan adalah menyesuaikan kurikulum yang telah ada agar dapat menjawab kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan secara nyata oleh masyarakat.
Pendidikan Life Skill dapat diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran setiap mata pelajaran dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa kepemimpinan, ketrampilan berkomunikasi, bernegosiasi, bekerja sama, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berpikir kritis, dan mengevaluasi diri sendiri. Selain itu perlu diciptakan atmosfir pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat memiliki kepercayaan diri dengan cara menghargai setiap usaha mereka dan berpikir positif bahwa apapun yang mereka lakukan merupakan bagian dari proses untuk meraih keberhasilan.
Proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa, jika dilaksanakan secara benar, sebetulnya telah dapat mengakomodir kebutuhan siswa akan kecakapan yang penulis sebutkan di muka. Karena itu, guru harus terus menerus dilatih untuk dapat menerapkan metode pembelajaran yang ideal dan efektif. Dan, semestinya tidak berhenti hanya pada pelatihan, evaluasi secara berkala juga diperlukan untuk menjaga agar proses pembelajaran yang ideal itu tetap berlangsung. Bukan hanya sebagai aktifitas yang hangat – hangat tahi ayam.
Selain itu, diperlukan upaya yang serius untuk mengidentifikasi bakat dan kecenderungan masing – masing siswa. Identifikasi atas bakat dan kecenderungan tiap siswa ini penting sebagai acuan dasar dalam melatih ketrampilan mereka. Pelatihan ketrampilan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa lebih menjamin keberhasilan dari upaya untuk meningkatkan ketrampilan menjadi keahlian di kemudian hari. Selanjutnya, tiap sekolah seharusnya menyediakan berbagai jenis pelatihan ketrampilan untuk menampung minat dan bakat masing – masing siswa yang berbeda – beda.
Terakhir, untuk mengadopsi konsep Broad Base Education (BBE) atau Pendidikan Berbasis Luas, diperlukan kecermatan untuk mengetahui kebutuhan yang paling mendesak dari masyarakat setempat. Kebutuhan masyarakat perkotaan tentu berbeda dengan kebutuhan masyarakat pedesaan. Oleh sebab itu, tentu merupakan upaya yang sia – sia jika melatih siswa agar trampil dalam reparasi komputer, misalnya, di tengah masyarakat yang banyak berkutat di bidang pertukangan kayu. Diperlukan kejelian dalam melihat kebutuhan masyarakat ini. Pemilihan pelatihan yang hanya didasarkan pada prestise tanpa mengacu pada kebutuhan dasar yang mendesak dari masyarakat sekitar hanya akan berujung pada kemubadziran.

read more

Serigala dalam Diriku



Aku memohon maaf,
kepada siapa saja,
yang telah menjadi
korban.....
dari serigala dalam diriku.
Sungguh aku selalu menyesalinya

read more