Empat perempuan ini punya penampilan menarik. Mereka tidak keberatan, meski harus mengenakan pakaian yang agak terbuka. Kira-kira apa pertimbangan Olivia, Jenny, Nina, dan Erni saat memilih pakaian? Berikut sedikit cerita yang mereka bagikan.
Bagian tubuh mana yang paling menarik dan ditonjolkan saat berpakaian?
Olivia: Kaki. Sejak dulu, kaki saya kecil. Meski gemuk, yang besar pasti bagian atas. Kakinya tetap kecil. Bahkan, saat saya hamil sekalipun. Maka, saya paling suka menonjolkan kaki. Pakai celana panjang yang ketat atau celana yang superpendek tidak masalah karena kaki saya bagus.
Jenny: Dada. Kebetulan ukuran dada saya sangat pas. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Jadi, pakai baju apa saja kelihatan bagus. Tapi, saya tidak pernah menonjolkan satu bagian tubuh tertentu. Selama saya merasa nyaman, ya saya pakai. Karena kalau kita nyaman, pasti kelihatan seksi.
Nina: Pundak. Hahaha. Nggak tahu kenapa, saya merasa seksi kalau pakai baju yang memperlihatkan leher sampai pundak. Tapi, tidak terbuka semua ya. Seperti baju yang berkerah model sabrina itu. Jadi, kalau mau beli baju atau bikin ke penjahit, pasti saya minta kerahnya model sabrina.
Erni: Saya mungkin dada juga karena tidak terlalu besar. Sama torso saya agak panjang. Jadi, kalau pakai baju yang ketat, kelihatan bagus. Maka, saya suka pakai baju yang ngepres badan. Cuma sekarang agak risi. Model baju semakin pendek, sementara celananya hipster. Kalau kita jalan memang kelihatan bagus. Tapi, kalau duduk, repot harus menutupi bagian belakang.
Seberapa jauh sih batas toleransi untuk pakaian yang terbuka?
Jenny: Ya, seperti saya bilang tadi. Sepanjang saya merasa nyaman. Pokoknya, kira-kira baju tersebut tidak akan menimbulkan komentar yang aneh-aneh dari orang lain, saya akan pakai. Jadi, kalau rok yang superpendek sampai kita bingung sendiri waktu duduk, tidak akan saya pakai karena tidak nyaman.
Olivia: Pokoknya tidak telanjang. Hahaha. Nggaklah. Yang penting lihat situasi dan kondisi. Benar kata Jenny, pokoknya baju yang kalau kita pakai tidak akan membuat orang menoleh dan menatap dengan aneh. Sama kenyamanan juga. Misalnya, untuk dress, saya pakai ukuran tangan. Jadi, kalau saya berdiri, tangan saya taruh di paha. Selama ujung dress masih sama dengan ujung jari, saya anggap masih sopan. Jangan sampai dress lebih pendek dari tangan.
Nina: Kalau saya tidak akan pernah pakai baju yang tidak berlengan. Nggak tahu, rasanya risi lengan dilihatin orang. Jadi, kalau bisa, ada lengannya, meski itu sangat pendek. Yang penting lengan saya ketutupan.
Erni: Saya menghindari kemben. Kalau pakai kemben, rasanya nggak enak banget. Nggak tahu kenapa. Mungkin karena takut melorot ya. Apalagi kemben kan pakainya harus agak ke bawah begitu. Mending saya pakai baju yang lengan setali. Jadi, tidak terlalu mengekspos bagian dada. Meski talinya kecil, tidak apa-apa. Pokoknya jangan kembenlah.
Kalau memilih pakaian, selalu mengikuti tren yang berlaku?
Jenny: Nggaklah. Lihat-lihat dulu. Apakah tren itu sesuai dengan postur tubuh kita. Misalnya, dulu pernah musim celana yang ketat banget, yang bagian bawahnya pakai ritsleting, terus kalau mau pakai harus lompat-lompat saking sempitnya. Hahaha. Aduh, bukan saya banget. Nggak mungkin saya pakai.
Olivia: Hahaha. Iya benar. Terus, ada lagi tren celana cutbrai yang nutupin sepatu sampai kayak nggak ada kakinya karena saking lebarnya bagian bawah. Hahaha. Aneh banget. Saya sih nggak mau pakai yang model begitu.
Erni: Iya benar. Kita kan sudah tahu dengan postur tubuh kita masing-masing. Jadi, pasti tahu apa kelebihan dan kekurangan. Misalnya, sekarang lagi musim celana pensil yang bagian bawahnya ngepas. Karena postur tubuh saya mendukung, ya saya pakai. Tapi, saya tidak mau mengikuti tren celana superpendek karena paha saya besar. Jadi kelihatan jelek kalau harus pakai celana yang pendek banget itu. (any/dos)
Data Pribadi
Olivia Yustine (Olivia)
Pengusaha, ibu dua anak
Surabaya, 28 Desember 1975
"Kalau badan saya bagus, saya pasti berani pakai baju model apa pun. Pakai bikini ke mal juga gak masalah, asal semua orang pakai bikini juga."
Jenny Zondah (Jenny)
Pengusaha, ibu dua anak
Makassar, 18 Mei 1973
"Biar tambah pede, kalau bisa pakai baju dalam yang warnanya matching. Kalau atasan putih, bawahan juga harus putih."
Erni
Pengusaha, ibu dua anak
Sampit, 1 Maret 1976
"Kalau sudah ibu-ibu, nggak usah memaksakan penampilan. Nanti bikin orang bingung. ABG bukan, ibu-ibu, tapi dandanannya kok aneh."
Nina Rifianti (Nina)
Pegawai swasta, berpasangan
Surabaya, 14 Januari 1988
"Kalau mau pakai baju seksi, harus lihat situasi. Kalau jalan ke mal, bolehlah pakai rok yang lumayan mini."
0 comments:
Post a Comment