A. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Bahasa
Pengertian pendidikan Islam menurut bahasa Arab ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan pendidikan antara lain adalah at-ta’lim yang berarti pengajaran, at-tadib yang berarti pendidikan yang bersifat khusus, at-tarbiyah yang berarti pendidikan (Ilyas, 1995:20).
Menurut Abdur Rahman An-Nahlawi menjelaskan bahwa at-tarbiyah memiliki tiga asal kata, yaitu dari:
1. Raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh.
2. Raba-yarba dengan wazan khafiya-yakhfas, berarti menjadi besar.
3. Rabba-yarubbu dengan wazan madda-yamuddu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara (Ilyas, 1995:21).
Sedangkan perbedaan at-tarbiyah dengan at-ta’lim menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi bahwa at-tarbiyah yaitu: Untuk mempersiapkan dan mengarahkan potensi seseorang agar tumbuh dan berkembang. Melalui at-tarbiyah, dikembangkan potensi seseorang untuk mencapai tujuan yaitu “kesempurnaan”. At-tarbiyah menuntut pekerjaan yang teratur, kemajuan yang terus-menerus, kesungguhan, dan pemusatan pikiran pada anak untuk perkembangan jasmani, akal, emosi, dan kemauannya (Ilyas, 1995:21).
Kemudian at-ta’lim hanya terfokus pada penyampaian pengetahuan dan pemikiran-pemikiran guru dengan metode yang dikehendakinya. Tujuan yang hendak dicapai dari at-ta’lim adalah mendapatkan ilmu pengetahuan dan keahlian. Sedangkan tujuan at-tarbiyah menjadikan anak kreatif (Ilyas, 1995:21).
Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Istilah
Pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Daradjat, dkk, pendidikan agama Islam secara umum menurut istilah adalah ”pembentukan kepribadian muslim”. (Daradjat, dkk, 1992:4).
Sedangkan pendidikan Islam menurut Asnelly Ilyas yaitu:
1. Untuk mempersiapkan anak dari segi jasmani, akal, dan rohani sehingga ia menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, baik untuk dirinya maupun bagi umatnya.
2. Sesungguhnya yang di maksud dengan pendidikan menurut pengertian Islam ialah menumbuhkan manusia dengan pertumbuhan yang terus-menerus sejak ia lahir sampai ia wafat.
3. Sesungguhnya yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah mempersiapkan individu agar ia lahir sampai ia wafat. (Ilyas, 1995:23).
Dari ketiga definisi di atas jika dipadukan tersusunlah suatu rumusan pendidikan Islam, yaitu:
1. Pendidikan Islam ialah mempersipkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus-menerus sejak ia lahir sampai meninggal dunia.
2. Yang dipersiapkan dan ditumbuhkan itu meliputi aspek jasmani, akal, dan ruhani sebagai suatu kesatuan tanpa mengesampingkan salah satu aspek, dan melebihkan aspek yang lain. (Ilyas, 1995:23).
Menurut Moh.Amin Pendidikan agama Islam yaitu:
1. Pengertian pendidikan
Pendidikan ialah suatu sadar dan teratur serta sistimatis, yang dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab, untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dengan kata lain dapatlah disebutkan bahwa: Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak, dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani untuk mencapai tingkat dewasa.
2. Pengertian agama Islam
Islam berasal dari kata Aslama Yuslimu, yang berarti menyelamatkan, mendamaikan dan mensejahterakan. Agama Islam artinya sistim keselamatan yakni tata kehidupan di dunia bahagia sampai akhirat. Tegasnya agama Islam adalah satu-satunya system/tata kehidupan yang pasti bisa membuat manusia menjadi damai, selamat dan sejahtera untuk selama-lamanya, karena hidupnya berserah diri pada penciptanya. (Amin, 1992:1).
Kemudian pendidikan agama Islam dalam buku Pedoman Pelaksana Agama Islam yang dikeluarkan Departemen Agama R.I disebutkan:
1. Pendidikan agama Islam adalah segala usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya serta menjadilannya way of life (jalan kehidupan) sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan.
2. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda agak kelak menjadi manusia muslim, bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, dan kepribadian utuh yang memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya.
3. Pengertian lain tentang pendidikan agama Islam ialah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa terhadap anak didik menuju tercapainya manusia beragama (manusia yang bertaqwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa). (Amin, 1992:3).
Menurut Abdurrahman Al-Bani mengemukakan beberapa kesimpulan asasi untuk memahami pendidikan yaitu:
a. Pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan obyek.
b. Secara mutlak, pendidikan yang sebenarnya hanyalah Allah pencipta fitrah dan pemberi berbagai potensi. Dialah yang memberlakukan hukum dan tahapan perkembangan serta intraksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan serta kebahagiaan.
c. Pendidikan menurut adanya langka-langka yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis.
d. Kerja pendidik harus mengikuti aturan penciptanya dan pengadaan yang dilakukan Allah, sebagaimana harus mengikuti syara’ dan dien Allah. (Amin, 1992:5).
Menurut An-Nahlawi mengemukakan bahwa pendidikan Islam menjadi suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak ummat manusia, karena:
a. Untuk menyelamatkan anak-anak di dalam tubuh ummat manusia pada umumnya dari ancaman dan hilang sebagai korban hawa nafsu orang tua terhadap kebendaan, system matrialistis non humanistis, pemberian kebebasan yang berlebihan dan pemanjaan.
b. Untuk menyelamatkan anak-anak dilingkungan bangsa-bangsa sedang berkembang dan lemah dari ketundukan, kepatuhan dan penyerahan diri kepada kekuasaan kedhaliman dan penjajah. (Amin, 1992:5).
A. 2. Dasar Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius atau agama adalah “dasar-dasar yang bersumber dalam agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya”. (Zuhairini, dkk, 1993:20).
Dalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 2 dan juga dalam Hadits Riwayat Bukhari.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah:2). (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1979: 8).
Dalam Hadits Riwayat Bukhari yang berbunyi:
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِ وَبْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً. (رواه البخارى)
Artinya: “Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash r.a. bahwasannya Nabi s.aw. bersabda: “Sampaikanlah apa yang kamu dapatkan dari ajaranku kepada orang lain walaupun hanya satu ayat”. (Riwayat Bukhari). (Shabir, 1981:280).
b. Dasar dari segi Sosial Psychologi
Semua manusia dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka meminta pertolongan.
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun pada masyarakat yang modern. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa (Zuhairini, dkk, 1993:22). Hal semacam ini memang sesuai Firman Allah dalam surat Ar-Ra’ad ayat 28, yang berbunyi:
أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (الرعد: 28).
Artinya: “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram”. (Q.S Ar-Raad:28). (Zuhairini, dkk, 1993:22). (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 1979: 373).
A. 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut GBPP PAI 1994 pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah sebenarnya berfungsi sebagai pengembangan, penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian, sumber nilai dan pengajaran (Muhaimin,dkk, 1996:11).