Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Profesionalisme Apa Nepotisme

Profesionalisme seorang Kepala Sekolah dapat membawa suatu lembaga pendidikan untuk maju tapi bagaimana sih profesionalisme seorang kepala sekolah sekarang apalagi untuk sekolah-sekolah swasta.
seorang kepala sekolah sangat berperan dalam membawa dan memajukan suatu lembaga pendidikan dan tak kalah pentingnya adalah sosok guru yang dapat membimbing / murobbi, sangat jarang kita temui guru seperti itu dizaman sekarang ini tapi kemurobbian seorang guru dapat dinilai dari segi profesionalitas guru tersebut.
seorang guru yang profesional adalah yang dapat menghidupkan kelas, mengelola kelas, bukan sebagai pengajar saja tapi lebih kepada membimbing. coba lah kita hilangkan persepsi guru zaman dulu yang hanya memberikan pelajaran saja tanpa harus mengetahui manajemen pembelajarannya, apa yang harus disampaikan, bagaimana cara penyampaiaanya, metodologi, penilaian, dll. kalau hal itu kita terapkan dizaman sekarang yang sudah otonomi pendidikan / KTSP teramat sangat tidak relevan sekali tapi hal itu dapat ditingkatkan dengan berbagai penataran-penataran yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Kalau kita hubungkan dengan berhasil tidaknya suatu lembaga tentulah kepala sekolah sangat berperan dalam merekrut seorang guru yang profesional, karena itulah seorang kepala sekolah juga harus memperhatikan latar belakang pendidikan guru tersebut dan kesiapannya mengajar tetapi fenomena yang terjadi sekarang adalah profesionalisme guru dapat dikalahkan oleh nepotisme, bagaimana tidak seorang conceptual skill sekolah (kepala sekolah) lebih memilih saudaranya atau seseorang yang masih ada hubungan kerabat dengannya untuk menjadi guru walaupun background pendidikannya tidak relevan, nyarisnya lagi guru tersebut difasilitasi dengan jabatan yang tinggi padahal masih banyak guru yang lebih cocok untuk menduduki jabatan itu, tapi sekali lagi inilah fenomena yang terjadi di negara kita profesionalisme masih dikalahkan oleh nepotisme.
Apabila kinerja yang seperti ini diteruskan dan dibudidayakan di suatu lembaga maka saya berkeyakinan lembaga tersebut tidak akan dapat bertahan lebih lama, akan sedikit demi sedikit terkikis oleh perkembangan zaman.
Tidaklah seharusnya profesionalisme dikalahkan oleh nepotisme, seorang pemegang keputusan tertinggi sekolah haruslah mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, dan haruslah pandai dalam menseleksi dan menempatkan tiap SDM sesuai dengan kemampuan dan tingkatan pendidikan yang ditempuh individu tersebut.

0 comments:

Post a Comment