Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

CINTA ADAM DAN HAWA

Cinta kan membawamu….. Kembali disini…. Menuai rindu… Membasuh perih Bawa serta dirimu…… Dirimu yang dulu…. Mencintaiku….. Apa adanya……
Masih ingat lagu diatas?? Bagi kamu-kamu penggemarnya Dewa, bukan aja ingat, tapi pasti juga sangat hafal mulai dari awal ampe’ akhir lagu Cinta ‘Kan Membawamu Kembali ini. N ngomong-ngomong…. bukannya mo ngajakin Sobat untuk nyanyi lagu diatas lho, tetapi Bintang cuman pengen ngajak kamu-kamu ngeliat apa yang dipahami oleh orang-orang disekitar kita tentang kata yang satu ini…..CINTA. Yang biasanya, kata ajaib ini sering diucapkan oleh dua orang manusia (Adam dan Hawa) ketika lagi jatuh cinta.



CINTA DAN PACARAN
Cinta itu indah Sobat…… ‘gak percaya?!! Buktinya, tanpa cinta…..(ada orang bilang)…..dunia terasa hambar….. Contohnya, ketika kita melihat temen kita lagi kena musibah, apa yang mendorong kita untuk membantunya kalo’ bukan karena kita punya cinta. Atau, kenapa kita, sebagai seorang anak, punya keinginan untuk membahagiakan ortu kalo’ juga bukan karena kita punya cinta. Dan terlebih…. bagaimana mungkin kita mo menikah dengan seseorang (nantinya tentu), juga kalo’ bukan karena cinta……Tapi ada juga yang karena cinta bisa bikin tawuran…. nah lho….. Jadi, kesimpulannya, hanya dengan cinta-lah dunia ini jadi penuh warna.
Cinta itu adalah sesuatu yang suci, sesuatu yang sakral. Dia dimiliki oleh setiap manusia, artinya dia fitrah ada pada setiap orang. Bayangin aja gimana dunia ini tanpa cinta…… Mungkin setiap orang pengen menang sendiri, kagak kenal sama yang namanya saling bantu or saling menolong sesamanya.

Dan ternyata, ada sebagian dari temen-temen kita yang untuk menjalin cinta ini tadi melakukan sebuah aktivitas yang namanya “saling mengenal” (baca: pacaran). Ngapain aja sich mereka ketika melakukan aktivitas pacaran itu?? Katanya…… kalo’ seorang Adam dan Hawa lagi kasmaran…. mulanya sich pandang-pandangan, trus pegang-pegangan, lalu ciuman….. hingga akhirnya terjadilah free sex…… Ujung-ujungnya apalagi kalo ‘gak MBA (married by accident), trus…. ngegugurin bayi dalam kandungannya. Kalo’ gak gitu buang bayinya di selokan, di tong sampah, WC, de el el.


Ada juga kasus yang terjadi kemudian, karena cinta, “jadi berani” terjun dari gedung tingkat 40, suka minum Baygon, ngegantungin lehernya di seutas tali….. plus ngiris nadi pake’ silet….. Yang finalnya, apalagi kalo’ bukan menghadap Yang Maha Kuasa alias jadi punya gelar almarhumah……

Ada juga yang berkilah, alias tetep yakin sama yang namanya pacaran, dengan alasan aktivitas pacaran merupakan suatu hal yang wajar, bahkan menjadi suatu kebutuhan. Mo’ nikah dulu tanpa pacaran mah kurang afdol, sehingga…. muncullah yang namanya pacaran, yang merupakan syarat wajibnya nikah (emang sholat, ada syarat wajibnya segala?!!). Ditambah lagi adanya dukungan dari para ibu, jika anak gadisnya belum ada yang ngapelin, mereka jadi rada senewen…. Sepertinya anak gadis mereka kagak laku di pasaran (sayur kali…..). Dan yang kadung kebablasan….. biar diomongin orang sekampung, kalo’ udah cinta dianggapnya suara-suara itu adalah angin lalu…. Mereka ngerasa bahwa dunia milik berdua. Atas nama cinta pula sesuatu yang jelek bisa jadi bagus, sesuatu yang haram bisa jadi halal.
Tapi, ada juga ketika kaum Adam berusaha menjalin cinta ini dengan kaum Hawa, bukan hal mengerikan seperti diatas yang didapat. Justru ridlo Allah plus pahala-Nya yang didapat. Kok bisa?!!


Artinya….. dengan contoh-contoh terjalinnya cinta diatas, ada yang mengerikan tapi ada juga yang justru bisa ngedapetin ridlo Allah, kita mustinya harus memilih gimana sich caranya menjalin sebuah cinta?!! Ingat firman Allah berikut ini:


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” Terj. QS Al Baqarah: 216

ADAM DAN HAWA DALAM KACAMATA ISLAM
Kalo’ diatas dikatakan bahwa ada cinta yang ketika kamu-kamu ngejalinnya, maka kamu akan mendapatkan ridlo Allah. Nah…. kenapa juga ridlo Allah dikait-kaitkan dengan permasalahan cinta?!!

Yang jelas, kalo’ kita ngakunya seorang muslim, mustinya kita ingat yang satu ini, bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur. Yang dari hal inilah seseorang yang bergelar muslim tadi punya sebuah konsekuensi keimanan, yaitu terikat dengan yang namanya aturan-aturan Allah SWT. Saat kita udah mengucapkan 2 kalimat syahadat, maka itu artinya kita bersumpah tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah …. Ya berarti apa kata Allah, kita musti patuh…..
Allah menciptakan manusia dalam 2 jenis, yaitu Adam dan Hawa (pria dan wanita), yang masing-masing dari mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata Allah. Sebagaimana firman-Nya:


“Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal” (Terj. QS Al Hujurat: 13)/
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan yang telah menciptakan kalian” (Terj. QS An Nisa’: 1)
.
Dan… ternyata secara fitrah, manusia diciptakan Allah tidak sekedar tubuh doang, tapi dilengkapi dengan yang namanya potensi kehidupan. Artinya, seseorang dikatakan hidup ketika dia punya potensi tadi. Diantara potensi-potensi tadi ada yang namanya kebutuhan jasmani (haajatul ‘udwiyah) dan naluri (ghorisah).


Dengan kebutuhan jasmani misalnya, kamu-kamu bisa merasakan bahwa kamu punya yang namanya rasa lapar en haus, kepingen BAB or BAK, punya rasa kantuk, de el el. Dan kebutuhan ini sifatnya kudu dipenuhi, karena kalo’ kagak dipenuhin, maka kamu bakalan sakit kemudian menghadap Allah SWT (alias mati….). Bayangin aja, apa yang bakalan terjadi ketika kamu-kamu harus puasa selama 40 hari 40 malam…. Potensi ini hanya akan muncul jika ada rangsangan dari dalam (internal). Misalnya, selesai buka puasa perut kita dah terisi penuh dengan makanan, apakah ketika kita ditawari makan nasi soto semangkuk besar kita ho oh bae?!! Enggak kan….?!!


Potensi selanjutnya adalah naluri. Naluri ini sifatnya kagak pasti. kalaupun ‘gak kamu penuhin kamu nggak bakalan mati, paling-paling kamu akan ngerasa gelisah (contohnya: makan kagak enak, tidur juga kagak nyenyak). Naluri ini dibedain jadi 3 jenis, yaitu: pertama naluri/keinginan untuk mensucikan sesuatu/beragama. Disebut sebagai ghorizah tadayyun. Penampakannya?? Kamu-kamu pada punya agama dan punya sesuatu untuk disembah (baca: Tuhan)?!! Ini berarti, secara manusiawi manusia punya naluri tersebut. Kedua naluri untuk mempertahankan diri. Disebut sebagai ghorisah baqo’. Manifestasi dari naluri ini misalnya, ketika kamu dihina, sakit hati nggak?? Atau, kamu-kamu pasti punya keinginan jadi sang juara, khan?!! Pengen selalu dipuji, de el el. Naluri yang ketiga adalah naluri melestarikan jenis, bisa disebut ghorizah nau’. Penampakannya ya yang seperti digambarkan diawal tadi. Kita bisa jatuh cinta sama seseorang, sayang sama ibu dan bapak, teman, sodara, dan juga kebutuhan kita untuk disayangi serta dicintai.


Nah… naluri ini muncul ketika ada rangsangan dari luar. Contohnya gini nich….. suatu ketika dimalam hari, kamu ada disuatu tempat yang remang-remang N sepi, tapi disebelah kamu ada cowok cakep, nah… nau’-lah yang bakalan muncul ketika itu. Tapi, jika saat itu kagak ada siapa-siapa, baqo’-lah yang muncul (karena pasti kamu takut ketemu sama yang namanya setan, khan……) Ketika yang namanya naluri muncul, dan kalo kita memenuhinya akan membawa kita pada kemaksiatan, ya jangan dipenuhi…. Tapi, alihkan pada sesuatu yang laen. Seperti dikatakan diatas, bahwa naluri ini kalaupun tidak dipenuhi, manusia kagak akan mati, paling-paling cuman gelisah. Bisa dialihkan?!! Of course guys. Buktinya, saat kamu lagi dimarahi ama kepala sekolah, apa kamu bakal ingat sama cowok yang lagi jadi idam-idaman kamu?!! Enggak khan!!
Karena manusia hidup tuh hanya untuk memenuhi potensi-potensi ini tadi, maka diperlukan suatu aturan supaya pemenuhannya bisa pas, sehingga tidak ada yang namanya mengumbar nau’ (nafsu seksual), atau mengumbar baqo’ (dengan cara mencari harta sebanyak-banyaknya, gak peduli halal ato haram), de el el. Dan aturan siapakah itu, tentunya adalah aturan Allah, Dzat yang Maha Tahu hakekat ciptaannya, sehingga tahu mana yang paling baik bagi manusia dan mana yang kagak.


Dan karena bahasan kita kali ini adalah masalah Cinta Adam dan Hawa, maka kita akan mengupas tuntas seputar ghorisah nau’ ini. Bagaimana dia harus dipenuhi, kapan dia harus dipenuhi, dan kapan kagak…..

MENJALIN HUBUNGAN
Kita hidup ini khan bermasyarakat (karena kita tergolong makhluk sosial), sehingga dalam masyarakat, kita kagak mungkin hanya berinteraksi dengan makhluk yang sejenis aja…. Dan disana jelas terjadi hubungan anara pria dan wanita. Nah…. sebagai seorang yang ngakunya muslim, kita juga mustinya nengok kata kamus kita (al Qur’an). Karena dalam Islam itu, semua aktivitas pasti ada aturannya. Eh…… inget khan, kalo’ Islam tuh kagak ngebahas masalah ibadah doang, misalnya sholat, puasa, zakat atopun puasa. Islam ternyata juga ngatur maalah hubungan manusia dengan manusia yang laen, misalnya jual-beli, pendidikan, termasuk juga pergaulan antara pria dan wanita.


Di dalam Islam, yang namanya hubungan antara pria dan wanita betul-betul diperhatikan cing….. Karena, kesalahan dalam hubungan itu akan sangat berbahaya (seperti contoh diatas). Baik itu pria ataupun wanita, keduanya memiliki ghorizah nau’ (naluri untuk tertarik antara satu dengan lainnya). Sehingga…… Islam membatasi interaksi antara pria dan wanita ini. Membatasi disini bukan berarti kita kagak boleh ngomong ama lawan jenis ato malah ketemu sama mereka sama sekali (Islam ‘gak se-ekstrem itu kok….).

Dalam Islam, ada beberapa kondisi yang memperbolehkan interaksi antara pria dan wanita, seperti: jual beli, masalah pendidikan, kesehatan, de el el. Ini karena mereka semuanya adalah hamba Allah SWT. Semuanya saling menjamin untuk mencapai kebaikan N ngejalanin ketakwaan dan pengabdian hanya kepada Allah SWT tanpa ngebedain apakah dia pria ato wanita. Sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah yang diutus kepada kalian semuanya” (Terj. QS al A’raf: 158).

Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati dalam menjaga permasalahan ghorizah nau’ ini. Sehingga….. Islam melarang segala apa yang bisa mendorong terjadinya hubungan seksual yang tidak disyariatkan oleh Islam (dalam pernikahan). N ternyata Islam juga menetapkan hukum-hukum tertentu terkait dengan hal ini. Diantaranya:
Islam memerintahkan manusia untuk menundukkan pandangan. “Katakanlah kepada laki-laki Mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Sikap demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahatahu atas apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita Mukmin, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya” (Terj. QS an Nur: 30-31).
Adanya perintah Islam kepada kaum Hawa untuk mengenakan pakaian secara sempurna, yaitu yang menutupi seluruh aurat wanita. “Janganlah mereka menampakkan perhiasannya selain yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kerudung (khimar) ke bagian dada mereka” (Terj. QS an Nur: 31).
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” (Terj. QS al Ahzab:59).
Islam ngelarang seorang wanita melakukan perjalanan lebih dari 1 hari 1 malam, tanpa disertai mahramnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak diperbolehkan seorang wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam, kecuali jika disertai mahramnya.”
Larangan Islam bagi pria dan wanita untuk berkhalwat (berdua-duaan). “Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat, sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari Abdullah Ibnu Abbas ra).
Islam ngelarang wanita untuk keluar rumah tanpa seijin suami ato walinya (ayah misal).
Islam menetapkan bahwa seorang wanita hendaknya hidup ditengah-tengah komunitas wanita, dan pria ditengah-tengah kaum komunitas pria.
Hubungan antara pria dan wanita ditetapkan Islam hanya dalam hal-hal yang bersifat umum aja. Misal, urusan-urusan muamalat. Bukannya hubungan yang bersifat khusus semisal: curhat-curhatan, jalan-jalan malam mingguan, yang dengan aktivitas ini yang namanya nau tadi tuh pasti bakalan muncul.
Intinya Non……. kalau Islam dah bilang seperti ini, ya konsekuensi atas keimanan kamu adalah kagak ada banyak protesnya plus mengambilnya dengan penuh keikhlasan. Berarti hanya ada satu solusi untuk memenuhi naluri ini…. NIKAH (ehm….kalo kamu dah siap). Nah….. pertanyaannya sekarang, trus gimana dong kalo’ kita mo nikah?! Apa nunjuk orang, trus besoknya langsung nikah?!! Kan belom tahu seluk beluk calon suami kita……

Sobat tersayang…. tenang aja, karena ternyata Islam juga ngasih tahu solusinya. Namanya khitbah (meminang). Ketika proses khitbah ini, kamu-kamu boleh bertanya apapun ampe’ detil tentang calon istri/suami kamu. Tapi, tetep harus syar’i. Kagak boleh ngeluarin jurus rayuan gombal…. plus kagak berkhalwat. Yang perempuan harus ditemenin ama mahramnya. Bisa batal kagak, kalo ternyata “dia” kagak maching ama kita?? Tentu aja boleh…. Kita mah tetep harus milih-milih, mana yang cocok mana yang kagak.

So…. kesimpulannya, kagak usah ragu untuk ngambil aturan ini karena memang dia datangnya dari Allah SWT, Dzat yang Mahatahu mana yang terbaik buat kita-kita. Dan inilah bukti cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, tul gak……?!! Yaitu, dengan mentaati seluruh perintahnya N ngejauhin seluruh larangannya-Nya.


0 comments:

Post a Comment